Anak memiliki karakteristik tersendiri dalam mempelajari kosakata. Edgar Dale (Tarigan, 1986: 6) menyatakan bahwa cara anak mempelajari kosa kata ada dua cara yaitu: pertama, anak mendengar kata-kata dari orang tua, anak yang lebih tua, teman sepermainan, televisi, atau radio, tempat bermain, toko, pusat perbelanjaan, kantor pos, dan kedua, anak mengalami sendiri dengan mengatakan benda-benda, memakannya, merabanya, menciumnya, dan meminumnya.
Anak akan belajar kosa kata melalui yang anak dengar dan apa yang anak alami sendiri. Salah satu cara anak mempelajari kosakata dengan mengatakan benda-benda melalui permainan. Permainan ini didesain khusus untuk meningkatkan kosakata anak. Dengan terlibat langsung dalam sebuah kata bilangan, kata kerja, dan kata benda. Keraf (Suhartono, 2005: 194) menyebutkan bahwa kata benda adalah nama darisesuatu dan segala sesuatu yang dibendakan.
Berdasarkan wujudnya, kata benda dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata benda konkrit adalah suatu benda yang dapat ditangkap oleh panca indera, kata benda abstrak adalah nama-nama benda yang tidak dapat ditangkap panca indera. Nurgiantoro (2011: 338) menyatakan perbendaharaan kata adalah kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa yang membentuk kalimat yang mengutarakan isi pikiran baik secara lisan maupun tertulis. Perbandaharan kata merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna pemakaian kata dalam suatu bahasa.Senada dengan pendapattersebut, Hurlock (1978: 188) menyatakan bahwa kata benda adalah kata pertama yang digunakan oleh anak yang umumnya bersuku kata satu yang diambil dari bunyi celoteh yang disenangi.
Menurut Suhartono (2005: 176), lambang bunyi adalah suatu garis yang melambangkan suatu bunyi bahasa. lambang bunyi bahasa dinamakan huruf. Huruf yang dikenalkan pada anak vokal dan konsonan, tidak semua konsonan bahasa indonesia dikenalkan pada anak usia dini.hal ini disebabkankonsonan tersebut berasal dari bahasa asing. Misalnya, konsonan f, q, v, x, dan z. Konsonan yang diperkenalkan anak usia dini yaitu konsonan bilabial (p, b, m, w), konsonan dental (n, t, d, l, s, dan r), konsonan palatal (c, j, dan y), konsonan velar ( k dan g), konsonan glotal (h).
Dicontohkan Suhartono, penggunaan huruf-huruf tersebut sebagai berikut: Papa, pipa, padi, pena, pensil, bapak, bola, basi,bata, bau, bisa, mama, mata, mual, malu, masak, nasi, nama, nakal, niat, nota, tanah, tali, tulang, tukang, tiga, diam, daun, dinding, dua, dada, lalat, lebah, lidah, lama, luka, sepatu, sinar, surat, sandal, satu, rambut, robot, rapi, rela, rak, celana, candi, cacar,cicak, cari, jendela, jerapah, jambu, jamu, jari, yaitu, yamaha, yakni, yakin, yel-yel, katak, kakak, kancil, kipas, kuku, hidung, hitam, harimau, hujan, hari.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa mengenal kata adalah kemampuan mengikuti teks tertulis dengan menyebutkan kata-kata yang baru didengar, menunjukkan kata-kata yang dikenali, menunjukkan orang, benda, tempat, tumbuhan, hewan, gagasan, dan sebagainya seperti nama binatang, nama benda, dan namaorang.
Dalam sejumnlah penelitian, kerap dipilih metode Membaca dari atas ke bawah(top down) atau Whole language yaitu anak belajar melalui pemahaman bentuk utuh. Anak belajar secara umum mengenali kata secara utuh dan baru memaknainya. Lebih lanjut diungkapkan bahwa pada metode whole language anak tidak boleh dikenalkan abjad namun kata secara utuh.
Manfaat Mengenal Kata Pada Anak Usia Dini
Carol Seeflt dan Barbara A. Wasik (2008: 375) mengungkapkan bahwa belajar mengenal kata adalah tonggak kurikulum Taman Kanak-kanak lewat penyingkapan berulang dan bermakna kepada peristiwa-peristiwa baca tulis, sehingga anak menjadi tahu akan huruf-huruf membentuk sebuah kata. Bond dan Dykstra (Slamet Suyanto, 2005: 165) mengungkapkan bahwa anak yang dapat mengenal hurufdan kata dengan baik cenderung memiliki kemampuan membaca lebih baik.
Menurut Broomly (dalam Nurbiana Dieni dkk, 2005: 1.11) mengungkapkan kata sebagai system simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.Katamemungkinkan anak untuk menterjemahkan pengalaman mentah ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berfikir.
Demikian penjelasan pengertian mengenal kata dan manfaat mengenal kata pada anak usia dini. Dapat ditegaskan bahwa belajar mengenal kata sejak usia dini dapat bermanfaat bagi anak-anak untuk persiapan di jenjang pendidikan lebih lanjut.
Referensi:
- Morrison, George S. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)(Penerjemah: Suci Romadhona & Apri Widiastuti). Jakarta: PT INDEKS.
- Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
- Nurbiana Dhieni. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
- Carol, Seefeldt. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. (Alih bahasa: Pius Nasar). Jakarta: PT. Indeks.
- Slamet Suyanto. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
- Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak (Penerjemah: dr. Med Meitasari Tjandra dan Dra. Muslichah Zarkasih). Jakarta: Erlangga.