Piaget (Slamet Suyanto, 2005b: 68), berpendapat bahwa anak TK berada pada fase perkembangan praoperasional menuju ke konkret. Anak pada fase tersebut belajar terbaik dari benda nyata. Berbagai benda yang ada di sekitar dapat gunakan untuk melatih anak berhitung. Berikut contoh-contoh kegiatan pengenalan matematika untuk anak usia dini atau di usia Taman Kanak-Kanak.
a. Menghitung dengan jari
Tuhan memberi kita jari sedemikian baiknya sehingga merupakan alat menghitung yang paling mudah dan penting. Lima jari dalam satu tangan merupakan bilangan berbasis lima, dua tangan berbasis 10, suatu basis yang amat penting dalam sistem bilangan.
b. Bermain domino
Kartu domino berisi lingkaran yang merepresentasikan bilangan dari kosong sampai 12. Kartu tersebut baik untuk melatih anak menghitung dan mengenal pola.
c. Berhitung sambil bernyanyi dan berolah raga
d. Menghitung benda-benda
Orangtua dan guru dapat melatih anak menghitung benda apa saja dan di mana saja. Setiap kesempatan dan ada benda nyata latih anak untuk berhitung. Di kelas, guru dapat menggunakan berbagai benda untuk melatih anak berhitung, seperti manik-manik biji, permen, atau benda-benda untuk pemainan.
Kegiatan pengenalan matematika di Taman Kanak-Kanak (TK) selain menurut Slamet Suyanto (2005b: 68), juga dikemukakan oleh Familia (2006: 17-20) bahwa contoh kegiatan pengenalan matematika dapat dilakukan dengan sempoa, hal ini dibuktikan dengan adanya lomba Sempoa Indonesia Pratama Se-DIY dan Jawa Tengah untuk menyelesaikan serangkaian soal matematika sebagian besar menggunakan sempoa sebagai alat hitung. Sebuah penelitian di Jepang membuktikan sempoa mampu mengalahkan alat hitung modern dalam berhitung. Sempoa yaitu alat hitung tradisional seperti yang biasa digunakan di jepang atau cina, berupa kotak segi empat yang dibagi menjadi beberapa bagian.
Referensi:
- Familia. (2006). Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya. Yogyakarta: Kanisius.
- Slamet Suyanto. (2005a). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usai Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.