Sebelum menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia dini, terlebih dahulu kami ketengahkan terkait dengan tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dengan mencermati pendapat para ahli. Salah satunya sebagaimana yang dikemukakan oleh seorang ahli psikologi dari Swiss bernama Jean Piaget. Menurutnya, tahap perkembangan kognitif anak hingga masa dewasa adalah:
a. Masa sensori motorik (0- 2,5 tahun).
Pada masa ini seorang anak (bayi) mulai menggunakan sisitem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya, seperti refleks mencari puting susu ibu, menangis, dan lain-lain.
b. Masa praoperasional (2-7).
Pada masa ini seorang anak sudah memiliki kemampuan menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Sebagai contoh, seorang anak yang melihat dokter sedang praktik, ia bermain dokter-dokteran.
c. Masa operasional konkret (7-11 tahun).
Pada masa ini anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal).
d. Masa operasional (11-dewasa).
Pada masa ini seorang anak sudah dapat berpikir yang abstrak dan hipotesis seperti menyimpulkan sesuatu hal. (Muhammad Fadillah & Lilif Mualifatu Khorida, (2013: 63)
Dalam Slamet Suyanto (2005b: 4), Piaget berpendapat bahwa tahapan perkembangan kognitif anak usia dini atau sebagai contoh anak usia taman kanak-kanak (5-6 tahun) sedang berada di fase praoperasional. Cara berpikir anak bukan berdasarkan pengetahuan dan konsep-konsep abstrak. Pada tahap ini anak belajar terbaik melalui kehadiran benda-benda. Anak dapat belajar mengingat benda-benda, jumlah dan ciri-cirinya.
Pada anak usia 5-6 tahun tersebut menurut Copley dan Wothham (dalam Sriningsih 2008: 2), mengatakan bahwa kemampuan berpikir anak bergerak dari tahap praoperasional menuju operasional konkret atau disebut dengan masa transisi. Untuk itu diperlukan stimulasi yang baik dari lingkungannya sehingga proses berpikir anak dari konkret menuju pengenalan lambang yang abstrak tidak mengalami hambatan. Untuk itu secara alamiah cara belajar yang terbaik anak adalah secara nyata dengan melihat, merasakan, dan melakukan dengan tangan mereka sendiri. Pendapat tersebut diperkuat olah Piaget (Slamet Suyanto, 2005a: 95), pengembanganan kognitif anak lebih baik dilakukan dengsn pendekatan yang melibatkan anak secara langsung.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tahapan perkembangan kognitif anak usia dini atau anak usia TK (5-6 tahun) terdapat pada tahap praoperasional. Pada tahap ini anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Anak belajar dengan melihat secara nyata, merasakan, dan melakukan dengan tangan sendiri. Melalui pengalaman langsung saat belajar dengan menggunakan simbol untuk mewakili konsep maka proses pengetahuan yang diperoleh anak akan lebih mudah diterima anak.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif anak menunjukkan kemampuan seorang anak untuk berpikir. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut. Siti Partini Suardiman (2003: 4), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif adalah pengalaman yang berasal dari lingkungan dan kematangan organisme.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Ahmad Susanto (2011: 59), yang mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, di antaranya:
a. Faktor hereditas atau keturunan
Yaitu kemampuan kognitif sudah ada sejak anak dilahirkan. Para ahli psikologi seperti Lehrin, Lindzey, dan Spuihierberpendapat bahwa taraf inteligensi 75-80% merupakan warisan atau keturunan.
b. Faktor lingkungan
Yakni bahwa kemampuan kognitif ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
c. Faktor kematangan
Ini dimaksudkan bahwa kemampuan kognitif ditentukan jika seseorang individu telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
d. Faktor pembentukan
Yaitu kemampuan kognitif dipengaruhi oleh segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensinya, baik pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
e. Faktor minat dan bakat
Ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dipengaruhi oleh keinginan dan potensi yang dimilki seseorang.
f. Faktor kebebasan
Yakni kemampuan kognitif dipengaruhi oleh kebebasan artinya keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (meluas) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif pada anak terdiri dari dua faktor yaitu faktor yang ada dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal meliputi hereditas; kematangan; minat dan bakat sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (pengalaman); pembentukan; dan kebebasan
Demikian uraian tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dan pendapat para ahli menyangkut beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Lebih lengkapnya penjelasan di atas dapat ditemukan pada sumber pustaka berikut:
a. Masa sensori motorik (0- 2,5 tahun).
Pada masa ini seorang anak (bayi) mulai menggunakan sisitem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya, seperti refleks mencari puting susu ibu, menangis, dan lain-lain.
b. Masa praoperasional (2-7).
Pada masa ini seorang anak sudah memiliki kemampuan menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Sebagai contoh, seorang anak yang melihat dokter sedang praktik, ia bermain dokter-dokteran.
c. Masa operasional konkret (7-11 tahun).
Pada masa ini anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal).
d. Masa operasional (11-dewasa).
Pada masa ini seorang anak sudah dapat berpikir yang abstrak dan hipotesis seperti menyimpulkan sesuatu hal. (Muhammad Fadillah & Lilif Mualifatu Khorida, (2013: 63)
Dalam Slamet Suyanto (2005b: 4), Piaget berpendapat bahwa tahapan perkembangan kognitif anak usia dini atau sebagai contoh anak usia taman kanak-kanak (5-6 tahun) sedang berada di fase praoperasional. Cara berpikir anak bukan berdasarkan pengetahuan dan konsep-konsep abstrak. Pada tahap ini anak belajar terbaik melalui kehadiran benda-benda. Anak dapat belajar mengingat benda-benda, jumlah dan ciri-cirinya.
Pada anak usia 5-6 tahun tersebut menurut Copley dan Wothham (dalam Sriningsih 2008: 2), mengatakan bahwa kemampuan berpikir anak bergerak dari tahap praoperasional menuju operasional konkret atau disebut dengan masa transisi. Untuk itu diperlukan stimulasi yang baik dari lingkungannya sehingga proses berpikir anak dari konkret menuju pengenalan lambang yang abstrak tidak mengalami hambatan. Untuk itu secara alamiah cara belajar yang terbaik anak adalah secara nyata dengan melihat, merasakan, dan melakukan dengan tangan mereka sendiri. Pendapat tersebut diperkuat olah Piaget (Slamet Suyanto, 2005a: 95), pengembanganan kognitif anak lebih baik dilakukan dengsn pendekatan yang melibatkan anak secara langsung.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tahapan perkembangan kognitif anak usia dini atau anak usia TK (5-6 tahun) terdapat pada tahap praoperasional. Pada tahap ini anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Anak belajar dengan melihat secara nyata, merasakan, dan melakukan dengan tangan sendiri. Melalui pengalaman langsung saat belajar dengan menggunakan simbol untuk mewakili konsep maka proses pengetahuan yang diperoleh anak akan lebih mudah diterima anak.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif anak menunjukkan kemampuan seorang anak untuk berpikir. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut. Siti Partini Suardiman (2003: 4), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif adalah pengalaman yang berasal dari lingkungan dan kematangan organisme.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Ahmad Susanto (2011: 59), yang mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, di antaranya:
a. Faktor hereditas atau keturunan
Yaitu kemampuan kognitif sudah ada sejak anak dilahirkan. Para ahli psikologi seperti Lehrin, Lindzey, dan Spuihierberpendapat bahwa taraf inteligensi 75-80% merupakan warisan atau keturunan.
b. Faktor lingkungan
Yakni bahwa kemampuan kognitif ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
c. Faktor kematangan
Ini dimaksudkan bahwa kemampuan kognitif ditentukan jika seseorang individu telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
d. Faktor pembentukan
Yaitu kemampuan kognitif dipengaruhi oleh segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensinya, baik pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
e. Faktor minat dan bakat
Ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dipengaruhi oleh keinginan dan potensi yang dimilki seseorang.
f. Faktor kebebasan
Yakni kemampuan kognitif dipengaruhi oleh kebebasan artinya keleluasaan manusia untuk berpikir divergen (meluas) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif pada anak terdiri dari dua faktor yaitu faktor yang ada dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal meliputi hereditas; kematangan; minat dan bakat sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (pengalaman); pembentukan; dan kebebasan
Demikian uraian tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dan pendapat para ahli menyangkut beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Lebih lengkapnya penjelasan di atas dapat ditemukan pada sumber pustaka berikut:
- Muhammad Fadillah & Lilif Mualifatu Khorida. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Hidayah.
- Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspek. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- Siti Partini Suardiman. (2003). Metode Pengembangan Daya Pikir Dan Daya Cipta Untuk Anak Usia TK. Yogyakarta: FIP UNY.
- Sriningsih. (2008). Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini. Bandung: Pustaka Sebelas.
- Slamet Suyanto. (2005a). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usai Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.