Pengertian dan Aspek Aspek Kemandirian Anak


Pengertian dan Aspek Aspek Kemandirian Anak
Pengertian Kemandirian - berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian berasal dari kata diri, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak dapat dilepaskan dari perkembangan diri itu sendiri. Diri adalah inti dari kepribadian dan merupakan titik pusat yang menyelaraskan dan mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian (Bahara, 2008 dalam Putra, 2012). Kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan secara penuh (Parker, 2005).

Watson dan Lindgren (Barus, 1999) berpendapat bahwa kemandirian meliputi pengertian mengenai kebebasan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam berusaha, dan melakukan sendiri segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Mönks (dalam Musdalifah, 2007) mengemukakan bahwa kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian adalah hasrat untuk melakukan segala sesuatu bagi diri sendiri. Secara singkat dapat dipahami bahwa kemandirian mengandung pengertian:
  • Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.
  • Mampu mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
  • Memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
  • Bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Dari berbagai definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang yang dapat menyelesaikan sesuatu tanpa bantuan orang lain secara penuh.

Aspek-aspek Kemandirian pada Anak

Ada beberapa aspek dalam kemandirian pada anak seperti yang dijelaskan Martin (2000), yaitu:

a. Self-regulation

Anak mampu menyesuaikan tingkah laku agar sesuai dengan apa yang mereka ketahui dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Anak berusaha menghindari tingkah laku-tingkah laku yang menurut pengalamannya tidak harus dan tidak patut dilakukan. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-regulation di antaranya dapat memasukkan makanan ke dalam mulut dengan benar, dapat menggunakan alat makan/minum dengan benar, membuang sampah pada tempatnya, mau merapikan mainan ke tempat semula, makan dengan rapi, mau bersalaman dengan orang baru, makan dan minum pada waktu yang ditetapkan, mau menghabiskan makanan atau memberitahukan kalau sudah kenyang, mau mengikuti permainan denganteman-teman dan mematuhi peraturan yang ada, tidak meminta bantuan terus-menerus, mau tidur sendiri, tidak menangis saat ditinggal, dan mau meminjamkan mainan pada temannya.

b. Self-control

Anak mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan tuntuan sosial yaitu jenis perilaku yang disenangi oleh orang tua di rumah atau guru di sekolah. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-control di antaranya bisa duduk atau jongkok di WC dengan posisi yang benar, tidak mengompol, dan tidak merengek saat menyampaikan sesuatu.

c. Self-efficacy

Anak memiliki perasaan mampu mengerjakan sendiri sesuatu secara efektif. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-determination di antaranya mau membereskan mainan tanpa disuruh, mengambil gelasnya sendiri dengan satu tangan, mencoba menyisir rambut sendiri, mencoba memakai atau melepaskan pakaian sendiri, mencoba memakai atau melepaskan kaus kaki atau sepatu sendiri, menggosok gigi sendiri tanpa dibantu, menolak bantuan yangditawarkan apabila merasa mampu.

d. Self-determination

Anak mampu menentukan sendiri apa yang ingin atau akan dilakukannya. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self determination di antaranya bisa memilih baju yang akan dipakai, memilih mainannya sendiri, dan mampu menentukan makanan atau hal lain kesukaannya.


Demikian uraian pengertian kemandirian anak, bukan hanya memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya namun juga mampu mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Dijelaskan pula masing-masing aspek-aspek kemandirian anak sehingga para pendidik dapat mencermati setiap perkembangan kemandirian sejak anak usia dini.